ULASAN PASAR SELAMA BULAN DESEMBER 2021
- Diperbarui pada Rabu, 08 Februari 2023
LUAR NEGERI
Percepatan Tappering Off US
Dalam keputusan rapat bulan ini yang digelar 14-15 Desember, The Fed akan membeli US$60 miliar obligasi setiap bulan mulai Januari, setengah dari tingkat sebelum taper pada November dan US$30 miliar lebih rendah daripada yang dibeli pada Desember. The Fed melakukan pengurangan sebesar US$15 miliar per bulan pada bulan November, dua kali lipat pada Desember, kemudian akan mempercepat pengurangan lebih lanjut pada 202, akibat dari tekanan inflasi yang terus mengalami peningkatan di negara itu. Proses tapering diperkirakan akan berakhir di Maret 2022, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya di Juni 2022.
Pelonggaran Kebijakan Moneter China
China menjadi perhatian pasar di pekan lalu setelah Data ekonomi yang dirilis China menunjukkan konsumsi domestik yang lebih lemah di mana Retail Sales (Nov) turun menjadi 3.9% YoY sementara Industrial Production (Nov) naik menjadi 3.8% YoY. Namun pemerintah China bergerak melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas one-year loan prime rate dari 3.85% menjadi 3.80%. Kebijakan ini searah dengan pernyataan Presiden Xi Jinping sebelumnya untuk mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi di 2022. Bank sentral China juga melonggarkan kebijakannya dengan memangkas giro wajib minimum (GWM) perbankan sebesar 50bps menjadi 11.50%.
DALAM NEGERI
Persiapan BI Menghadapi Taperring Off US
Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia, mengatakan, tapering off The Fed akan berpengaruh terhadap arus investasi portofolio global. Percepatan tapering off yang diikuti kenaikan suku bunga dapat mendorong capital outflow dari pasar keuangan negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Oleh karena itu, menurut Perry, BI akan terus memantau perkembangan yield Surat Berharga Negara (SBN) di dalam negeri dan nilai tukar rupiah. Ini bertujuan untuk menjaga stabilitas investasi portofolio asing yang masuk ke pasar keuangan SBN. Perry mengatakan, pihaknya masih akan memanfaatkan strategi triple intervention yang sudah diimplementasikan sebelumnya. Adapun intervensi di pasar spot, pasar DNDF serta pembelian SBN di pasar sekunder. Bukan hanya mempersiapkan strategi triple intervention, Perry juga optimistis kondisi fundamental keuangan domestik sangat baik.
Varian Omicron Di Indonesia
Kasus pertama Omicron di Indonesia ditemukan pada seorang petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran berinisial N. Temuan ini diumumkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Varian Omicron ini dalam beberapa studi menyebutkan lima kali lebih cepat penyebarannya dibandingkan Varian Delta. Selain pasien N, diketahui juga ada dua pasien lainnya yang positif Covid-19. Namun, telah dipastikan hanya satu di antaranya yang disebabkan oleh varian Omicron. Ketiganya diketahui tanpa gejala dan menjalani karantina di Wisma Atlet. Hasil tes PCR keduanya pun sudah negatif. Selain kasus pasien N, Budi Gunadi juga menyebutkan, terdapat lima kasus lain yang probable (kemungkinan) Omicron di Indonesia. Terdeteksinya satu kasus Omicron di Indonesia membuat Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat agar tidak panik, tetap kewaspadaan, dan menjalani protokol kesehatan.
Sebelum diketahui adanya Omicron yang terdeteksi di Indonesia, pemerintah Indonesia lewat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menerbitkan Surat Edaran No. 23 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19 terkait prosedur karantina yang baru.
KINERJA REKSA DANA PHILLIP ASSET MANAJEMEN BULAN DESEMBER 2021
- REKSA DANA PHILLIP GOVERNMENT BOND (PGB)
Harga Unit: Rp. 1,306.2000
Total NAB: Rp. 15.26 Miliar
Jumlah Unit : 11.68 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PGB |
3.65% |
0.01% |
1.00% |
2.34% |
3.65% |
23.77% |
- |
30.62% |
Benchmark |
4.48% |
0.14% |
1.10% |
3.24% |
4.48% |
26.04% |
- |
35.25% |
- REKSA DANA PHILLIP MONEY MARKET FUND (PMMF)
Harga Unit: Rp. 1,581.7189
Total NAB: Rp. 273.10 Miliar
Jumlah Unit : 172.66 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PMMF |
2.61% |
0.21% |
0.64% |
1.29% |
2.61% |
12.37% |
23.26% |
58.17% |
Benchmark |
1.96% |
0.16% |
0.48% |
0.96% |
1.96% |
7.97% |
14.39% |
46.91% |
- REKSA DANA PHILLIP MONEY MARKET FUND DANA LIKUID (PMMFDL)
Harga Unit: Rp. 1,094.8612
Total NAB: Rp. 1.64 Miliar
Jumlah Unit : 1.49 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PMMFDL |
2.71% |
0.12% |
0.43% |
1.41% |
2.71% |
- |
- |
9.49% |
Benchmark |
2.67% |
0.21% |
0.65% |
1.31% |
2.67% |
- |
- |
8.68% |
- REKSA DANA PHILLIP MONEY MARKET FUND SYARIAH BERMANFAAT (PMMFSB)
Harga Unit: Rp. 1,021.5347
Total NAB: Rp. 3.05 Miliar
Jumlah Unit : 2.98 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PMMFSB |
2.15% |
0.11% |
0.50% |
1.24% |
- |
- |
- |
2.15% |
Benchmark |
2.43% |
0.23% |
0.69% |
1.39% |
- |
- |
- |
2.43% |
- REKSA DANA PHILLIP RUPIAH BALANCED FUND (PRBF)
Harga Unit: Rp. 2,427.8903
Total NAB: Rp. 10.12 Miliar
Jumlah Unit : 4.17 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PRBF |
-0.39% |
0.00% |
1.79% |
3.60% |
-0.39% |
-0.65% |
6.48% |
142.79% |
Benchmark |
7.33% |
0.42% |
2.91% |
6.57% |
7.33% |
17.92% |
35.62% |
197.11% |
- ETF PHILLIP MSCI INDONESIA EQUITY INDEX (XPMI)
Harga Unit: Rp. 928.160478
Total NAB: Rp. 6.03 Miliar
Jumlah Unit : 6.5 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
XPMI |
2.50% |
0.44% |
5.46% |
13.26% |
2.50% |
- |
- |
-7.18% |
Benchmark |
1.51% |
0.60% |
5.80% |
13.97% |
1.51% |
- |
- |
-9.61% |
(Penulis: Sigit Budiarta - Januari 2022)