Surplus Neraca Perdagangan Indonesia, IHSG Membaik

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu ditutup menguat sebesar 2,16% ke level 6.879,97 dari pekan sebelumnya di level 6.734,83. Penguatan IHSG didorong Rilis surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 dan suku bunga acuan yang bertahan di 6,25 persen. Namun, disisi lain laju indeks sempat tertahan oleh pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD.

 

NEWS

Berita dalam Negeri :

  1. Neraca Perdagangan Indonesia pada Mei 2024 kembali surplus sebesar US$2,93 miliar atau sekitar Rp47,9 triliun. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah membukukan surplus selama 49 bulan berturut-turut. Surplus bulan Mei sebesar US$2,93 miliar, berasal dari nilai ekspor yang lebih besar dari nilai impor. Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Mei 2024 tercatat sebesar US$22,33 miliar. Sedangkan nilai impornya tercatat sebesar US$19,40 miliar. Penyumbang utama peningkatan nilai impor adalah impor bahan baku penolong, sedangkan peningkatan ekspor disumbang oleh sektor industri pengolahan.

  2. Bank Indonesia menahan suku bunga BI Rate di level 6,25% selama pertemuan Rapat Dewan Gubernur Juni 2024, sejalan dengan ekspektasi pasar. Keputusan ini diambil untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5 ± 1% pada 2024 dan 2025, serta memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar Rupiah dan aliran modal asing. Lebih lanjut, selain menahan suku bunga acuan BI rate, Bank Sentral juga menahan suku bunga deposit facility di level 5,5% dan suku bunga lending facility di level 7%.

 

Berita luar Negeri :

  1. Rilis data ekonomi AS menunjukan perlambatan ekonomi, data-data tersebut diantaranya adalah klaim pengangguran mingguan yang berada di level 238 ribu, di atas perkiraan pasar 235 ribu. Selain itu, data pembangunan rumah baru AS justru turun 5.5% MoM setelah di bulan lalu masih mencatatkan pertumbuhan 4%. Gubernur The Fed Minneapolis, Neel Kashkari pada pertemuan di hari Kamis mengatakan bahwa pertumbuhan upah saat ini masih terlalu tinggi untuk membawa inflasi kembali ke level target 2% sehingga membutuhkan waktu hingga 2 tahun agar The Fed bisa mencapai target level tersebut.

  2. Indeks PMI Manufaktur Amerika Serikat naik tertinggi dalam tiga bulan sebesar 51,7 pada Juni 2024 dari 51,3 pada Mei 2024, mengalahkan estimasi awal sebesar 51. Hal ini menandakan perbaikan kondisi bisnis di sektor produksi barang untuk bulan kedua berturut-turut. Permintaan barang baru dan tenaga kerja memberikan kontribusi positif yang semakin meningkat dengan upah manufaktur naik paling banyak dalam 21 bulan.

 

 

 

 p.s (Disclaimer on)
This article is presented by Investment Team of Phillip Asset Management 

Customer Care

     E-mail : marketing-mi@phillip.co.id ||   Telephone : 021-57900910    ||   Fax : 021-57906770

PT Philip Asset Management is Licensed and Supervised by Otoritas Jasa Keuangan Indonesia

logo-reksadana.png