Market Update May 27th 2024


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini ditutup melemah 1,29% ke level 7.222,382 dari 7317,238. Meski indeks menunjukkan penurunan, terdapat peningkatan dalam beberapa indikator pasar lainnya. Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan naik sebesar 2,92 persen, dari 1,11 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya menjadi 1,14 juta kali transaksi. Namun, penurunan terjadi pada kapitalisasi pasar saham yang turun sebesar 0,45 persen, menjadi Rp12.363 triliun dibandingkan dengan Rp12.420 triliun pada pekan sebelumnya. Pergerakan IHSG pada pekan lalu dipengaruhi oleh sentimen global maupun domestik. Investor mencermati rilis data suku bunga BI yang tetap pada level 6.25%. Selain itu, investor juga menanti rilis FOMC meeting mengenai arah tingkat suku bunga The Fed.


NEWS

Domestik :

1. Cadangan devisa Bank Indonesia turun sebesar USD 4,2 miliar menjadi USD 136,2 miliar pada April 2024. Rupiah menghadapi badai pada April 2024, saat ketegangan geopolitik meningkat dan ekspektasi "higher for longer" memicu capital outflow. Potensi perlambatan pertumbuhan, kekhawatiran tentang perlambatan konsumsi, dan meredanya permintaan valas telah mengurangi kemungkinan kenaikan BI-Rate lainnya pada Mei 2024


2. Surplus neraca perdagangan Indonesia turun menjadi USD 3,56 miliar pada April 2024, turun dari USD 3,94 miliar setahun sebelumnya, tetapi melebihi ekspektasi pasar sebesar USD 3,30 miliar. Ekspor naik menjadi USD 19,62 miliar (+1,72% YoY), didorong oleh peningkatan pengiriman ke AS (11,45%), India (17,52%), dan negara-negara ASEAN (6,28%). Impor melonjak menjadi USD 16,06 miliar (+4,62% YoY), naik dari penurunan 12,76% pada Maret 2024 tetapi di bawah perkiraan pertumbuhan 8,69%. (Trading Economics).

 

Global :

1. Risalah FOMC mengungkapkan diskusi tentang kemungkinan suku bunga The Fed jangka panjang yang lebih tinggi. Selama Rapat FOMC April—Mei 2024, data inflasi yang terus-menerus mengarah pada ekspektasi pasar akan pemotongan suku bunga yang lebih sedikit tahun ini. Data ketenagakerjaan tetap kuat, sementara imbal hasil UST naik secara signifikan. Dengan mempertimbangkan data-data ini, diperkirakan kemajuan disinflasi akan melambat. Sumber: The Fed

2. S&P Global US Composite PMI bulan ini mencapai titik tertinggi dalam 2 tahun (saat ini: 54,4, konsensus: 51,1, sebelumnya: 51,3) Peningkatan sebesar +3,1 poin (MoM) adalah yang tertinggi dalam 15 bulan terakhir. Lebih lanjut, pendorong utamanya adalah sektor jasa (saat ini: 54,8, konsensus: 51,3, sebelumnya: 51,3), diikuti oleh sektor manufaktur (saat ini: 50,9, konsensus: 50, sebelumnya: 50). Optimisme tentang output tahun depan juga meningkat. Sementara itu, tingkat kepercayaan tetap di bawah rata-rata jangka panjang, karena perusahaan masih khawatir tentang pemilihan umum yang akan datang, suku bunga tinggi yang berkepanjangan, dan ketegangan geopolitik. Sumber: S&P Global

 

 

p.s (Disclaimer on)
This article is presented by Investment Team of Phillip Asset Management 

Customer Care

     E-mail : marketing-mi@phillip.co.id ||   Telephone : 021-57900910    ||   Fax : 021-57906770

PT Philip Asset Management is Licensed and Supervised by Otoritas Jasa Keuangan Indonesia

logo-reksadana.png