ULASAN PASAR SELAMA BULAN NOVEMBER 2021
LUAR NEGERI
Inflasi Amerika melonjak 6,2% pada bulan Oktober 2021, tertinggi dalam 30 Tahun terakhir.
Amerika Serikat menghadapi lonjakan kenaikan harga barang dan jasa pada bulan Oktober 2021. Inflasi Amerika bulan lalu mencapai 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Mengutip CNBC, indeks harga konsumen yang terdiri dari sekeranjang produk mulai daribensin, perawatan kesehatan, bahan bakar, makanan, hingga sewa, ini berada di atas perkiraan Dow Jones sebesar 5,9%. Sementara inflasi bulanan tercatat 0,9%, juga di atas perkiraan sebesar 0,6%. Inflasi inti bulanan naik 0,6% dari perkiraan 0,4%. Sementara inflasi inti secara tahunan mencapai 4,6%, juga lebih tinggi dari ekspektasi 4% dan tertinggi sejak Agustus 1991.
Finansial Makro Sinyal Tapering Off Makin Kencang, Bunga Acuan Bisa Naik Lebih Cepat
Notulen rapat komite pembuat kebijakan The Federal Reserve (The Fed) awal bulan ini menunjukkan sebagian besar anggota The Fed mendukung percepatan tapering off. Kondisi tersebut bisa mendorong ekspektasi kenaikan bunga acuan yang lebih cepat. Merujuk pada notulen, sejumlah pejabat Bank sentral Amerika Serikat tersebut, tampaknya mulai mencermati tren kenaikan harga-harga yang tengah terjadi. The Fed berencana memulai tapering off berupa pengurangan quantitative easing akhir bulan ini. The Fed akan mengurangi pembelian aset sebesar US$ 15 miliar dari pembelian rutinya sebesar US$ 120 miliar. Pembelian rencananya berakhir pertengahan tahun depan. Kendati demikian, tekanan inflasi mendorong sebagian besar pejabat The Fed mendorong agar pengurangan pembelian ditingkatkan sehingga bisa diakhiri lebih cepat.
DALAM NEGERI
PDB Q3 Indonesia Melemah Namun Tetap Positif
PDB 3Q21 Indonesia tercatat di +3,5%YoY vs +7,1% di 2Q21. Perlambatan itu diperkirakan terjadi saat gelombang kedua Covid-19 melanda negara itu. Di antara komponen PDB, konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan terbesar di +1,03% di 3Q21 vs +5,96% di 2Q21. PDB didukung oleh pertumbuhan ekspor bersih yang kuat (26.2% YoY). Dari sisi sektor, pertambangan, pertanian dan kesehatan tumbuh kuat. Realisasi 10M21 Fiskal Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Total pendapatan meningkat 18,2%YoY dan penerimaan pajak meningkat 15,3%YoY. Pertumbuhan penerimaan pajak yang lebih tinggi ditopang oleh pertumbuhan +14.6% di industri manufaktur, +25% di bidang perdagangan, +17.8% di bidang komunikasi dan IT, dan +43.4% di sektor pertambangan. Per 10M21, total realisasi pendapatan telah mencapai 86,6% dari target FY21. Total pengeluaran meningkat 0,8%YoY menjadi Rp 2.058tn dan mencapai 74,9% dari target FY21. Dengan demikian, defisit anggaran 10M21 mencapai -3,29% dari PDB vs -4,67% pada periode yang sama tahun lalu
Surplus Neraca Perdagangan Oktober 2021 Tinggi
Neraca perdagangan Oktober mencatat rekor surplus USD5.7bn (vs USD4.4bn di September). Ekspor melonjak 53% YoY didukung oleh harga komoditas yang tinggi (batubara dan CPO) serta besi dan baja. Ekspor ke China mendominasi kinerja Oktober sementara ekspor ke AS dan Eropa tetap tinggi. Total impor meningkat 51%YoY dengan permintaan barang modal memberikan kontribusi terbesar (kendaraan dan mesin menyumbang 23% dari total pertumbuhan impor). Lonjakan impor barang modal dapat mengindikasikan aktivitas investasi dan manufaktur yang lebih tinggi karena pembatasan mobilitas yang dilonggarkan. Surplus perdagangan YTD naik menjadi USD30.8bn vs USD 16.9bn pada periode yang sama tahun lalu. 3Q21 transaksi berjalan tercatat surplus USD4,5 miliar atau sekitar 1,5% dari PDB. Akibatnya, neraca pembayaran mencatat surplus sebesar USD10,7 miliar di 3Q21 karena perbaikan dalam neraca berjalan dan keuangan.
BI Kembali Menahan Tingkat Suku Bunga
BI mempertahankan suku bunga kebijakannya tetap pada level 3,5% selama 9 bulan berturut-turut. BI optimis pada pemulihan ekonomi dengan pertumbuhan kredit +3,2% YoY pada 21 Oktober vs level terendah tahun ini -4,1% pada Maret 21. Bank sentral juga optimis untuk kinerja Rupiah tahun depan didukung oleh 1) CAD yang membaik 2) Pemulihan ekonomi yang lebih kuat 3) Spread yang menarik antara SBN dan imbal hasil treasury AS. BI juga mempertahankan target inflasi pada kisaran 3±1%.
All Time High IHSG
IHSG melemah 0,9% sepanjang bulan November 2021. Indeks mencapai level tertinggi sepanjang waktu di 6.754 selama sebulan di tengah serangkaian arus berita positif dari membaiknya data makro hingga kondisi pandemi Covid-19 yang lebih terkendali di Indonesia. Namun, indeks berbalik arah pada akhir bulan karena aksi ambil untung investor serta kekhawatiran pada varian baru Covid-19 dengan banyak mutasi. Sektor dengan kinerja terbaik adalah IDXTrans (+23,3%) dipimpin oleh perusahaan pelayaran yang menikmati lonjakan permintaan seiring pulihnya ekonomi. Kinerja terbaik kedua adalah IDXEnergy yang didukung oleh harga komoditas yang tinggi menjelang musim dingin.
KINERJA REKSA DANA PHILLIP ASSET MANAJEMEN BULAN NOVEMBER 2021
- REKSA DANA PHILLIP GOVERNMENT BOND (PGB)
Harga Unit: Rp. 1,306.0283
Total NAB: Rp. 15.71 Miliar
Jumlah Unit : 12.03 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PGB |
3.63% |
0.31% |
0.70% |
2.93% |
3.46% |
24.19% |
- |
30.60% |
Benchmark |
4.34% |
0.46% |
1.05% |
3.45% |
5.51% |
25.99% |
- |
35.07% |
- REKSA DANA PHILLIP MONEY MARKET FUND (PMMF)
Harga Unit: Rp. 1,578.3637
Total NAB: Rp. 280.35 Miliar
Jumlah Unit : 177.62 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PMMF |
2.39% |
0.22% |
0.64% |
1.29% |
2.61% |
12.60% |
23.80% |
57.84% |
Benchmark |
1.80% |
0.17% |
0.48% |
0.97% |
1.98% |
8.09% |
14.49% |
46.68% |
- REKSA DANA PHILLIP MONEY MARKET FUND DANA LIKUID (PMMFDL)
Harga Unit: Rp. 1,093.5240
Total NAB: Rp. 2.03 Miliar
Jumlah Unit : 1.86 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PMMFDL |
2.59% |
0.16% |
0.94% |
1.49% |
2.83% |
- |
- |
9.35% |
Benchmark |
2.45% |
0.23% |
0.65% |
1.31% |
2.69% |
- |
- |
8.45% |
- REKSA DANA PHILLIP MONEY MARKET FUND SYARIAH BERMANFAAT (PMMFSB)
Harga Unit: Rp. 1,020.4576
Total NAB: Rp. 3.05 Miliar
Jumlah Unit : 2.98 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PMMFSB |
2.05% |
0.16% |
0.63% |
1.34% |
- |
- |
- |
2.05% |
Benchmark |
2.20% |
0.24% |
0.69% |
1.39% |
- |
- |
- |
2.20% |
- REKSA DANA PHILLIP RUPIAH BALANCED FUND (PRBF)
Harga Unit: Rp. 2,427.8288
Total NAB: Rp. 10.53 Miliar
Jumlah Unit : 4.34 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
PRBF |
-0.39% |
-0.83% |
3.07% |
2.42% |
-0.64% |
-0.06% |
6.77% |
142.78% |
Benchmark |
6.88% |
-0.11% |
3.45% |
6.66% |
10.78% |
18.90% |
37.83% |
195.88% |
- ETF PHILLIP MSCI INDONESIA EQUITY INDEX (XPMI)
Harga Unit: Rp. 924.113748
Total NAB: Rp. 10.07 Miliar
Jumlah Unit : 10.9 Juta Unit
YTD |
1 M |
3 M |
6 M |
1 Y |
3 Y |
5 Y |
Since Inception |
|
XPMI |
2.05% |
-1.92% |
8.74% |
7.53% |
7.06% |
- |
- |
-7.59% |
Benchmark |
0.90% |
-1.87% |
9.02% |
7.37% |
5.93% |
- |
- |
-10.15% |
(Penulis: Sigit Budiarta - Desember 2021)