Kapitalisasi Pasar Meningkat, IHSG Kembali Menguat

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu ditutup menguat sebesar 2,67% ke level 7.063,57 dari pekan sebelumnya di level 6.879,97. Penguatan IHSG didorong dari meningkatnya kapitalisasi pasar di bursa efek yang tercatat sebesar Rp 12.092 triliun, atau tumbuh 3,19 persen dari penutupan pekan lalu Rp 11.719 triliun. Kemudian rilis data M2/money supply sebesar Rp8.97 triliun pada bulan mei meningkat dari bulan sebelumnya sebesar Rp8.93 triliun, hal ini tentunya mengindikasikan adanya peningkatan likuiditas di perbankan dan adanya inflow di pasar modal Indonesia akibat perubahan moneter global.

 

News Update

Domestik :

  1. Jumlah uang beredar pada bulan Mei 2024 tercatat mencapai Rp8.965,9 triliun, tumbuh 7,6 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan uang beredar bulan April yang sebesar 6,9 persen. Peningkatan pertumbuhan uang beredar ditopang oleh pertumbuhan uang M1 sebesar 6,3 persen dan uang kuasai tumbuh 8,3 persen. Sedangkan perkembangan uang beredar dipengaruhi penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit pada bulan Mei 2024 tumbuh 11,4 persen secara tahunan.
    Pertumbuhannya meningkat dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit di bulan April yang sebesar 12,3 persen. Sementara aktiva luar negeri bersih secara tahunan tumbuh lebih baik sebesar 0,6 persen. Karena di bulan sebelumnya, aktiva luar negeri bersih mengalami kontraksi 1,1 persen. Sedangkan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 22,7 persen secara tahunan. Pertumbuhannya menurun dibandingkan bulan April 2024 yang sebesar 25,8 persen.

  1. APBN catat defisit Rp21,8 triliun per Mei-24 ​

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 mencatatkan defisit sebesar Rp21,8 triliun pada bulan Mei, setara dengan 0,1% dari total PDB. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan defisit tersebut disebabkan oleh penurunan penerimaan negara yang mencatat pertumbuhan negatif sebesar -7,1% YoY, sementara belanja negara naik sebesar 14% YoY. Defisit tersebut masih berada di bawah ekspektasi pemerintah yaitu defisit sebesar Rp522,8 triliun pada akhir tahun atau 2,3% dari PDB.

 

Global :

  1. FDI Tiongkok turun selama 12 bulan berturut-turut Pada Mei 2024, FDI Tiongkok mengalami kontraksi yang cukup dalam sebesar -28.20% y-y (sebelumnya: -27.90%). Penurunan saat ini juga merupakan yang paling dalam sejak Juni 2023. Apalagi pemerintah mengaitkan situasi ini dengan base effect yang tinggi, sementara itu Tiongkok terus berupaya memperbaharui ekonominya sehingga upaya untuk menarik investor untuk berinvestasi kembali.

  2. US consumer sentiment tercatat lebih baik dari ekspektasi pasar. Ekspektasi Konsumen meningkat menjadi 69.6 point (sebelumnya: 68.8), dan Peningkatan ini disebabkan oleh ekspektasi data perekonomian US yang sedikit lebih baik dan suku bunga yang lebih rendah. Dari segi harga, inflasi setahun ke depan diperkirakan lebih rendah pada +3% y-y.

 

 

 p.s (Disclaimer on)
This article is presented by Investment Team of Phillip Asset Management