Pelemahan Rupiah Akibat Suku Bunga Masih Tinggi
- Diperbarui pada Rabu, 19 Juni 2024
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 2,36% sepekan periode 10 -14 Juni 2024 ke level 6.734,83 hingga Jumat (14/6). Ini adalah level terendah IHSG sejak awal November 2023 atau dalam tujuh bulan terakhir. Seluruh indeks sektoral pun turun dalam sepekan terakhir. Pelemahan IHSG karena spekulasi the Fed untuk tetap mempertahankan suku bunga di level tinggi lebih lama meski inflasi AS cenderung di bawah konsensus. The Fed akan terus ada selama inflasi belum turun di kisaran 2%. Dampaknya adalah penguatan dolar AS yang menyebabkan pelemahan Rupiah.
News Update
Domestik :
- Indeks Keyakinan Konsumen Mei 2024 menurun menjadi 125.2 dibanding bulan April 2024 sebesar 127.7. Meskipun demikian kondisi ini masih berada di zona optimis. Kuatnya keyakinan konsumen pada Mei 2024 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan yang tetap optimis.
- Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2024 tercatat sebesar 139,0 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir April 2024 sebesar 136,2 miliar dolar AS. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Global :
- Inflasi Amerika Serikat (AS) berada di level 3,3% secara tahunan pada Mei 2024 atau lebih rendah dari bulan April 2024 sebesar 3,4%. Angka ini merupakan yang terendah dalam periode 3 bulan terakhir. Secara rinci, meredanya inflasi didorong oleh pelemahan kenaikan harga di sektor makanan, properti, transportasi, dan pakaian jadi. Kondisi ini juga didorong oleh penurunan harga kendaraan baru dan bekas.
- Pada Juni 2024, Federal Reserve mempertahankan suku bunga The Fed tetap di 5.25%-5.50%, dan menunjukkan sinyal tidak adanya pemotongan suku bunga hingga inflasi mendekati 2%. Proyeksi yang terbaru menunjukkan setidaknya ada satu pemotongan suku bunga pada tahun 2024 dan empat pada tahun 2025, perubahan dari perkiraan sebelumnya tiga pemotongan pada tahun 2024. Proyeksi pertumbuhan PDB Fed tetap tidak berubah, tetapi perkiraan inflasi untuk PCE dan inti PCE direvisi lebih tinggi untuk 2024 dan 2025, dengan ekspektasi mencapai 2% pada tahun 2026. (Trading Economics)
p.s (Disclaimer on)
This article is presented by Investment Team of Phillip Asset Management