Cadangan Devisa Negara turun, IHSG melemah
- Diperbarui pada Senin, 13 Mei 2024
Weekly Update 13 Mei 2024
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu mengalami penurunan tipis sebesar 0,64% , Hal ini menjadikan IHSG berada pada level 7.088,79 dari 7.134,72 pada penutupan pekan yang sebelumnya. Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 68,7 triliun. Investor asing pun masih mencatatkan outflow atau penjualan bersih (net sell) hingga pekan ini, yakni mencapai Rp 4,19 triliun di pasar reguler. Pelemahan IHSG terjadi menjelang libur panjang hari Kenaikan Yesus Kristus, sehingga investor cenderung melakukan aksi profit-taking. Selain itu, IHSG melemah terjadi setelah Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa Indonesia periode April 2024. Cadangan devisa RI turun sebesar US$ 4,2 miliar menjadi US$ 136,2 miliar pada akhir April 2024. Posisi ini menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 sebesar US$ 140,4 miliar.
Berita dalam Negeri :
1. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024 mencapai US$ 136,2 miliar. Posisi ini menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 sebesar US$ 140,4 miliar. Direktur Departemen Komunikasi Fajar Majardi mengungkapkan penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
2. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia pada kuartal I 2024 tumbuh 5,11% secara year on year (YoY). Pertumbuhan ekonomi ini meningkat dari kuartal IV 2023 yang hanya 5,04%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2024 ini ditopang oleh seluruh komponen pengeluaran utama.
Berita Luar Negeri :
1. Biro Statistik Nasional pada Sabtu (11/5/2024) melaporkan Indeks harga konsumen (IHK) yang meningkat 0,3% dari tahun sebelumnya (year-on-year). Kenaikan tersebut mencatatkan angka lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan 0,1% pada Maret 2024 dan juga lebih tinggi dari perkiraan ekonomi yang disurvei oleh Bloomberg, dengan perkiraan median 0,2%. Ini adalah inflasi konsumen yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut, di tengah berlanjutnya pemulihan permintaan domestik meskipun pemulihan ekonomi sedang rapuh.
2. Indeks manajer pembelian jasa (PMI) Caixin China turun menjadi 52,5 pada periode April 2024 dari 52,7 pada periode Maret 2024. Akan tetapi, angka tersebut masih berada di wilayah ekspansif selama 16 bulan berturut-turut. Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama namun masih menghadapi sejumlah tantangan termasuk kemerosotan properti yang berkepanjangan dan lemahnya permintaan domestik.
p.s (Disclaimer on)
This article is presented by Investment Team of Phillip Asset Management